Dunia industri yang terus berkembang seiring
waktu, menyerap tenaga kerja yang sangat banyak. Ini berarti peluang kerja
terbuka luas, meskipun kita dihadapkan pada kenyataan banyaknya pengangguran
yang ada di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta.
Welder (juru las) adalah satu dari sekian
banyak profesi yang ada. Tugas utama seorang welder adalah menyambung, biasanya
media yang disambung adalah logam/metal, bisa berupa besi, stainless,
alumunium, tembaga, kuningan dan lain - lain. Seorang welder juga harus
memiliki skill / ketrampilan mengelas yang baik adapun proses pengelasan yang dipakai SMAW, FCAW dan
MIG.
Shielded metal arc welding (SMAW) adalah proses
pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik
antara penutup metal (elektroda). SMAW merupakan pekerjaan manual dengan
peralatan meliputi power source, kabel elektroda, kabel
kerja (work cable), electrode holder,work
clamp, dan elektroda.
Elektroda dan system kerja adalah bagian dari rangkaian listrik.
Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk
inti tengah / pelindung inti tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses
SMAW, GMAW dan SAW. Sumber energi pengelasan yaitu dengan menggunakan arus
listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. FCAW adalah salah
satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda
secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda
dan metal induk.
Metal
inert gas (MIG) adalah juga las busur
listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda
dan bahan dasar, karena adanya arus listrik. Pengelasan MIG secara luas
digunakan setiap kali dibutuhkan peleburan/penyatuan logam dengan kecepatan
tinggi dan sedang.
Project yang biasa dikerjaan oleh welder
berupa kontruksi bangunan, kapal pesiar, jembatan, pembuatan tangki, instalasi
pipa dsb. Selain dituntut sehat dari segi fisiknya, Dua hal ini menjadi penting
dan saling mendukung, karena pada prakteknya ketrampilan mengelas saja tidak
cukup, kalau tidak didukung fisik yang prima, karena pekerjaan seorang welder
memang cukup menguras tenaga. Pekerjaan yang paling sering membutuhkan tenaga
extra adalah pada posisi - posisi sulit saat pengelasan harus dilakukan,
misalnya pada posisi di ketinggian, pada posisi yang sempit dan lain - lain.
Meskipun banyak menguras tenaga dan banyak tantangan yang harus dihadapi, tapi
Seorang
welder mampu melaksanakan tugas-tugasnya seperti :
·
Memahami dan menghayati ilmu pengetahuan dan teknologi
bahan, pengelasan, desain, fabrikasi, konstruksi dan inspeksi las.
·
Merencanakan dan menetapkan konstruksi perakitan las, prosedur
las, proses las dan bahan las.
·
Merencanakan dan menetapkan Kualifikasi Juru Las dan
Operator Las yang melaksanakan pekerjaan las.
Merencanakan dan menetapkan Jenis Inspeksi dan uji
rakitan las yang disyaratkan serta kriteria keberterimaannya.
·
Menganalisa dan memecahkan problem-problem pengelasan.
·
Melakukan review
design, contract dan subcontract dalam
bidang pengelasan.
Mengoptimalkan biaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan
pengelasan.
Tidak semua juru las mahir di semua posisi, posisi di bawah tangan
(down hand) merupakan posisi yang paling mudah untuk dilakukan, namun ketika mengelas
pipa logam dengan posisi miring akan sangat sulit dilakukan. Juru las yang
dapat melakukan pengelasan ini adalah juru las kelas satu yang dilengkapi
dengan sertifikat standar internasional.
Dalam
dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat pengelasan
dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur pengelasan.
Ada dua sistim pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistim yang ditetapkan
oleh American Welding Society (AWS) dan sistim International Standard
Organisation (ISO).
Berdasarkan
kode yang ditetapkan oleh AWS, posisi las dikaitkan pada jenis teknik sambungan
las, jika sambungan berkampuh (groove) maka kode posisinya dengan huruf G,
untuk posisi down-hand 1G, horisontal 2G, vertikal 3G, over-head 4G,
pipa dengan sumbu horisontal 5G, dan pipa miring 45° 6G. Jika sambungan las
tidak berkampuh/tumpul (fillet) maka kodenya adalah F, untuk posisi down-hand
1F, horisontal 2F, vertikal 3F, dan over-head 4F.