LATAR BELAKANG
Aspek
kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai
universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang
menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas
mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan
pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario
kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai
gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada
lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi
dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah
kependudukan. Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak
merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah
kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan
mengakibatkan terjadinya struktur penduduk muda, sehingga akan ketergantungan
tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi beban dalam pembangunan yang telah
tercapai sebagian hanya digunakan untuk konsumsi penduduk yang tidak produktif.
Penyebaran penduduk yang tidak merata akan mengakibatkan pemanfaatan sumber
daya manusia tidak atau kurang efektif. Di luar Jawa banyak sumber daya alam
yang belum atau kurang dimanfaatkan karena kekurangan tenaga kerja, sementara
di Jawa banyak pengangguran karena terbatasnya lapangan kerja, kualitas
penduduk yang rendah, yang ditandai dengan tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan, dan pendapatan perkapita, akan merupakan hambatan pula upaya
memperhambat laju pembangunan.
Pengertian
Kependuduk
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas
dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah
menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal,
demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan
arti dari demografi itu sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata :
-
demos, yang artinya rakyat/penduduk
-
grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
-
Demografi:
adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk
serta
komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak
penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status). Merupakan analisa
statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar variable demografi
(Dependen dan independen)
2.2 PKLH (Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup)
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar
pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan
hidup. Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan
sikap serta perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan
bertanggung jawab. Adapun tujuan lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat
serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk
tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam
usaha mencapai kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci
sebagai berikut :
a.
Mengembangkan
pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup.
b.
Mengembangkan
kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
c.
Menumbuhkan kesadaran
akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
d.
Mengembangkan
pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara penduduk dengan
lingkungan hidup.
e.
Mengembangkan sikap
positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi yang menjamin
kelangsungan hidup manusia.
f.
Mengembangkan
keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup.
g.
Mengembangkan
partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian
lingkungan hidup.
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH
adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan
hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan
terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang
serasi, dan seimbang dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya.
2.3 Objek PKLH (Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup)
Berpijak pada tujuan-tujuan tersebut di atas, objek yang menjadi medan
studi PKLH selalu berkaitan dengan masalah kependudukan dan kelestarian
lingkungan hidup.
Ada diungkapkan bahwa program Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mencakup
berbagai disiplin, beberapa di antaranya meliputi :
1.
Ekosistem
Ini mencakup struktur dan cara berfungsinya ekosistem, pengaruh manusia
terhadap ekosistem serta bagaimana manusia mampu mengubah sistem di bumi.
2.
Populasi
Di dalamnya mengatur populasi, pengelompokkan umur, sebab-sebab
meningkatnya jumlah penduduk, pengaruh populasi terhadap lingkungan,
perpindahannya, pemakaian sumber daya oleh populasi yang makin meningkat, gaya
hidup populasi, tingkat kelahiran/kematian, dan kesehatan populasim terkait di
sini kebijaksanaan kependudukan serta implikasi sosial, ekologi, politik.
3. Ekonomi
dan Teknologi
Sistem perekonomian membentuk pengaturan sosial untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang maupun jasa yang dikehendaki oleh individu maupun
masyarakat.
4. Keputusan
yang berkaitan dengan Lingkungan
Dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan perlu
dipertimbangkan aspek ekonomi, sosial, teknologi, serta kemungkinan alternatif
pemecahan, kebijaksanaan dan tindakan dalam masalah tersebut.
5. Etika Lingkungan
Manusia merupakan salah satu makhluk yang menghuni bumi ini, sebagai
makhluk manusia memiliki beberapa kelebihan dari makhluk yang lain. Dengan akal
budinya, manusia dapat mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara
maksimal. Namun apabila mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara
maksimal. Namun eksploitasi itu tidak didasari oleh rasa cinta dan rasa
“menghormati” terhadap bumi dan segala kehidupan yang ada, planet ini mungkin
sekali akan menjadi sulit untuk mendukung populasi manusia meski dalam jumlah
yang kecil sekali pun.
Pertumbuhan Penduduk dan Keselarasan Lingkungan Hidup
1. Masalah
Lingkungan
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari
berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang
melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini,
khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, tidak semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia,
malah sebagian besar terjadi di luar campur tangan manusia. Contohnya, gempa
bumi, pencairan es di kutub-kutub yang menyebabkan naiknya permukaan laut,
meteor yang jatuh dari langit dan sebagainya adalah gejala-gejala alam yang
terjadi di luar kehendak dan kendali manusia. Campur tangan manusia dalam
masalah lingkungan hanya sedikit dan itupun baru terasa akhir-akhir ini saja
ketika jumlah manusia di dunia sudah demikian banyaknya. Manusia-manusia yang
banyak itu sudah menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu
mempengaruhi alam secara besar-besaran.
Masalah lingkungan ini menjadi semakin serius karena dalam memanfaatkan
lingkungan alam untuk kepentingannya sendiri, manusia yang bertambah canggih
kemampuannya itu, bertambah pula jumlah pemanfaatannya sehingga kurang
memperhatikan kepentingan alam itu sendiri. Kecemasan ini makin lama makin
besar karena akhirnya manusia sendirilah yang akan menanggung akibatnya
sendiri.
2.
Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang
masalah tempat tinggal disebut ekologi. Ekologi berasal dari kata Yunani “Oikos”
yang berarti rumah atau tempat hidup. Jadi, ekologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
3.
Keselarasan Lingkungan
Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan lainnya
terikat adanya saling ketergantungan. Hukum saling ketergantungan berlaku pada
setiap lingkungan hidup. Ketergantungan antar jenis, ketergantungan antar
populasi, dan ketergantungan antar komponen biotik dengan komponen abiotik.
Saling ketergantungan yang paling nyata tampak pada masalah-masalah makanan.
4. Peranan manusia dalam Lingkungan Hidup
Manusia merupakan salah satu komponen biotik di dalam suatu lingkungan
hidup. Manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, ialah akal budi. Dengan
kelebihan inilah manusia mempunyai kedudukan yang istimewa dalam suatu
lingkungan hidup. Dengan akal dan pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga
kepentingan manusia lebih diutamakan dan dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhannya.
Seringkali manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup mengabaikan
terjaminnya keseimbangan alam, sebagai contoh bahwa manusia membunuh
makhluk-makhluk lain yang menjadi saingannya dalam memperoleh pangan. Kalau
manusia memerlukan padi sebagai bahan makanan maka diberantaslah belalang,
ulat, tikus, dan hama-hama lain yang suka kepala padi.
Makhluk-makhluk lain dikendalikan dalam berkembang biak agar tidak banyak
mengganggu kepentingan manusia. Hewan-hewan yang menjadi musuh langsung bagi
manusia, dibinasakan. Tumbuhan yang mengganggu usaha pertanian manusia
diberantas dengan berbagai cara dengan menggunakan herbisida, fungisida, dan
sebagainya. Makhluk-makhluk kecil lainnya tidak pula terlepas dari ancaman
manusia bila makhluk-makhluk itu mengganggu manusia lainnya, misalnya kuman,
nyamuk, kepiting, cacing dan lainnya..
5. Pertumbuhan penduduk dan sumber alam
Kebutuhan manusia tampak terus meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk
yang pesat. Maka manusia mempergunakan sumber alam yang ada pada alam
lingkungan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan
laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Makin cepat pertumbuhan penduduk,
makin cepat pula lingkungan hidup dikotori.
Pencemaran-pencemaran
lingkungan itu sebagai berikut :
1.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik,
kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Guna mencegah atau
mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah
menurut aturan yang sudah ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat
sampah atau dibuang di tempat pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan
disediakan secukupnya.
2.
Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan
kendaraan bermotor. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah baiknya
jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi keluarnya
asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor.
3.
Pencemaran air
Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk
hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai
kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan. Dalam hal ini juga
Pemerintah telah mengatur bagi orang yang mendirikan industri agar meminta
izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan industri itu dapat diatur begitu rupa,
sehingga tidak menimbulkan polusi suara pada penduduk sekitarnya.
BAB III
STUDI KASUS dan ANALISA
Studi Kasus Kemiskinan Penduduk
Kemiskinan merupakan teman dekat dari masyarakat di
negara miskin. Mereka miskin karena mereka miskin,sehingga kemiskinan didalam suatu masyarakat digambarkan sebagai
suatu lingkaran setan (vicious circle ) yang sangat susah untuk mengatasinya.
Namun ini menjadi suatu tantangan bagi pemerintah ataupun negara maupun
masyarakat dari suatu negara untuk mengangkat tingkat kehidupan mereka,ataupun
mengurangi beban berat yang harus dipikul oleh masyarakat miskin. Miskin pasti
bukan pilihan mereka, dan hampir tak ada orang yang ingin hidup miskin, namun
mereka tetap menjadi miskin.
Mereka miskin bisa disebabkan oleh karena mereka tidak memiliki modal ataupun asset
untuk usaha ataupun kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan , mereka tidak memiliki pndidikan maupun
ketrampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, produktifitas mereka yang rendah,dan peningkatan
jumlah penduduk yang berlebihan. disamping itu negarapun tidak mampu melalui kebijakan ekonominya untuk membuka
dan menyediakan lapangan kerja yang cukup untuk rakyatnya. Kesemuanya ini mengakibatkan timbulnya kemiskinan structural.
Kebijakan
Pemerintah Dalam Penanganan Kemiskinan Penduduk
Sesuai
GBHN , maka repelita II telah dicanangkan delapan jalur pemerataan, yang
merupakan bukti jelas adanya suatu
kemauan politik bahwa untuk selanjutnya pembangunan dan pemerataan tidak akan dipisah–pisahkan,
dengan mengambil kaum miskin sebagai kelompok sasaran utama. Delapan jalur tersebut
di antaranya yaitu :
a.
Pemerataan
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan
perumahan
b.
Pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
c.
Pemerataan
pembagian pendapatan
d.
Pemerataan
kesempatan kerja
e.
Pemerataan
kesempatan berusaha
f.
Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, `khususnya bagi generasi mudah
daun kaum wanita
g.
Pemerataan
penyebaran pembangunan diseluruh tanah air
h.
Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan
Langkah –
langkah yang sudah dan sedang di ambil dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan
pembangunan plus pemerataan melalui delapan jalur itu, pada hakikatnya bisa
dibagi dalam empat kelompok yang kait mengait satu sama lain ialah :
1.
Realokasi
sumber daya alam ( misalnya dengan landreformI
) disertai penciptaan lapangan kerja yang seluas – luasnya, terutama bagi
mereka yang miskin
2.
Penciptaan
kesempatan memperoleh sarana atau modal bagi orang miskin, dengan antara lain
kredit candak kulak, kredit investasi kecil, dan bebagai macam kredit lainnya,
dengan dilengkapi usaha pemasaran
3.
Usaha
pendidikan, baik formal maupun nonformal, untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dan membuang sikap pasrah terhadap kemiskinan
4.
Usaha
terciptanya kehidupan sosial yang
sejahtera dan adil, yang mencakup antara lain kesehatan jasmani dan rohani, perumahan,
penyediaan air bersih dan sebagainya, yang bisa meningkatkan kualitas hidup
orang miskin terutama sampai ke taraf perkehidupan.
Semua
langkah di atas sudah mencakup segala bidang kegiatan masyrakat, termasuk
pertanian, perkebunan, perdagangan, pengangkutan,transmigrasi, pembangunan,dan
sebagainya. Semua kegiatan ini tentu saja harus ditunjang oleh prasarana –
prasrana yang memadai yang bisa menjamin lancarnya transportasi, komunikasi,
dan segala Sesuatu yang diperlukan demi lancarnya pembangunan dan pemerataan,
terutama diwilayah – wilayah pedesaan dan pemukiman–pemukiman transmigrasi yang
baru dimana prasarana umumnya masih jauh dibawah standar.
Seperti
yang di uraikan di atas kaum miskin sebagian
besar terdapat didaerah pedesaan dan
sebagai angkatan kerja kemampuan mereka lebih siap untuk melakukan usaha
dibidang pertanian. Untuk membangun sektor pertanian pemerintah telah
memberikan kebijaksanaan dalam usaha intensifikasi, ekstensifikasi, dan
diversivikasi pertanian dengan membina panca usaha tani (penanaman bibit
unggul, pemberantasan hama dan penyakit tanaman), mengiatkan transmigrasi, dan
semuanya ini didukung oleh pembinaan ekonomi dengan sistem koperasi.
Namun
usaha yang perlu diprioritas tinggikan ialah “Transmigrasi penduduk” (daerah yang padat penduduk ke daerah yang
,paling memberi harapan baru bagi suksesnya usaha untuk meningkatkan taraf
hidup kaum miskin, karena transmigrasi
bisa mengurangi kepadatan penduduk , mensuplai pulau – pulau lain yang
jarang penduduknya dengan angkatan
kerja, memberikan sumber penghidupan
baru yang mengandung harapan untuk bisa ditingkatkan,dan memberikan keuntungan
baru bagi para transmigran itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Usaha
– usaha pemerintah yang telah disebutkan di atas hanya merupakan sekelumit
garis – garis besar usaha – usaha yang telah dan tengah dilaksanakan untuk
mengeyahkan wabah kemisknan ditanah air kita. Usaha – usaha ini menjadikan pemerintah sebagai wahana pembangunan dan
perubahan yang utama. Namun segala upaya
yang baik dan mulia ini jelas tidak akan
berhasil tanpa peran serta aktif masyrakat secara keseluruhan, terutama peran
serta kaum miskin itu sendiri. Peranserta ini bisa lebih dibangkitkn dan dijamin
kelangsungannya terutama oleh aparat
pelaksanaannya yang bersih dan tangguh, yang didukung oleh organisasi dan
administrasi yang rasional dan rapi. Kegiatan seperti inilah yang perlu
ditimbulkan dalam masa – masa pembangunan mendatang.
Analisa dan Kesimpulan
Kemiskinan merupakan teman dekat dari masyarakat di
negara miskin. Mereka miskin karena mereka miskin,sehingga kemiskinan didalam suatu masyarakat digambarkan sebagai
suatu lingkaran setan (vicious circle ) yang sangat susah untuk mengatasinya.
Pemerintah merupakan wahana utama dalam
mengatasi masalah – masalah kemisknan yang melanda Negara Indonesia
tercinta ini. Adapun beberapa program yang sudah dan telah dilaksanakan
pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang diantaranya adalah membangun usaha dan
membuka lapangan kerja di pedesaan khusunya dibidang pertanian dan menggiatkan
proses tansmigrasi.
Saran
Usaha–usaha pemerintah yang telah disebutkan dalam
pembahasan di atas merupakan usaha–usaha yang telah dan tengah dilaksanakan untuk
mengurangi wabah kemisknan ditanah air kita. Untuk itu marilah kita sebagai
masyrakat indonesia untuk berperan aktif dalam program–program pemerintah
seperti yang telah disbutkan di atas, terutama peran serta kaum miskin itu
sendiri. Peranserta ini bisa lebih dibangkitkn dan dijamin kelangsungannya
terutama oleh aparat pelaksanaannya yang bersih dan tangguh, yang didukung oleh
organisasi dan administrasi yang rasional dan rapi. Kegiatan seperti inilah yang
perlu ditimbulkan dalam masa–masa pembangunan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Jurnal : Rizki
Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-kemiskinan.selasa 29
Desember 2009.
Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan:
Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas
Indonesia
Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar